Masih seringkah kita melakukan kesalahan dalam menulis gabungan kata/kata majemuk? Agar kita tidak salah dalam menulis gabungan kata/kata majemuk kita harus melihat pedomannya. Berikut adalah kaidah/aturan penulisan gabungan kata/kata majemuk berdasarkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
- Unsur-unsur gabungan kata yang biasa disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah.
Contoh:
duta besar model linear
kambing hitam persegi panjang
orang tua rumah sakit jiwa
simpang empat meja tulis
mata acara cendera mata - Jika gabungan kata bisa menimbulkan salah pengertian, maka penulisannya dengan menambahkan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya.
Contoh:
anak-istri pejabat anak istri-pejabat
ibu-bapak kami ibu bapak-kami
buku-sejarah baru buku sejarah-baru - Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis terpisah jika mendapat awalan atau akhiran.
Contoh:
bertepuk tangan
menganak sungai
garis bawahi
sebar luaskan - Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai.
Contoh:
dilipatgandakan
menggarisbawahi
menyebarluaskan
penghancurleburan
pertanggungjawaban - Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai.
Contoh:
acapkali hulubalang radioaktif
adakalanya kacamata saptamarga
apalagi kasatmata saputangan
bagaimana kilometer saripati
barangkali manasuka sediakala
beasiswa matahari segitiga
belasungkawa olahraga sukacita
bilamana padahal sukarela
bumiputra peribahasa syahbandar
darmabakti perilaku wiraswasta
dukacita puspawarna
Demikianlah kaidah/aturan penulisan gabungan kata/kata majemuk berdasarkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
Sumber:
Tim Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Edisi Keempat, (Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016) hlm. 19-20