Kerusakan hutan di Indonesia dan dunia sudah sangat parah sejak beberapa tahun terakhir. Hal itu tidak terlepas dari keserakahan manusia dalam mengekploitasi hutan secara berlebihan. Pembukaan hutan untuk area perkebunan dan perindustrian juga seringkali berakibat negatif terhadap hutan.
Apakah hutan yang telah rusak bisa diperbaiki dan dikembalikan seperti semula? Jika tanahnya belum rusak, tentu hutan masih bisa kembali seperti semula.
Hal berbeda jika tanah di hutan sudah rusak, misalnya disebabkan oleh radiasi nuklir. Jika demikian, rasanya sulit untuk menyelamatkan hutan dan mengembalikannya seperti semula. Mungkin hanya beberapa jenis tumbuhan saja yang mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang tercemar nuklir.
Bagaimana cara mengembalikan hutan seperti semula?
Secara alami, hutan bisa meregenerasi dan memulihkan dirinya sendiri setelah mengalami kerusakan. Dalam istilah ekologi, kita menyebutnya dengan suksesi sekunder.
Hutan yang rusak, karena kebakaran misalnya, bisa kembali seperti semula. Tentu hal itu membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Namun, waktu tersebut jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan proses terbentuknya hutan yang sebelumnya tidak ada.
Setelah terguyur hujan, hutan yang tadinya rusak, akan kembali ditumbuhi rumput dan berbagai tumbuhan liar. Selanjutnya, diikuti oleh tumbuhnya aneka pohon. Pada perkembangannya, pohon-pohon ini akan tumbuh meninggi dan membesar sehingga terciptalah hutan yang lebat. Hutan yang tadinya rusak pun akhirnya kembali seperti semula.
Hutan yang telah pulih selanjutnya akan menjadi habitat bagi beberapa satwa. Namun, satwa yang telah punah tidak akan muncul kembali.
Seandainya ada pemukiman yang ditinggalkan penduduknya, maka kawasan tersebut lama-kelamaan akan menjadi hutan karena ditumbuhi oleh semak-semak dan berbagai jenis tanaman liar. Kawasan pemukiman seringkali dibuat dengan cara membabat hutan. Jadi wajar, jika pada akhirnya akan kembali menjadi hutan jika tidak dirawat dan dibersihkan.
Meskipun hutan bisa pulih secara alami, bukan berarti kita hanya perlu diam saja dan tidak melakukan apapun untuk mengembalikan hutan seperti semula. Kita bisa membantu mengembalikan hutan seperti semula dengan beberapa cara, misalnya reboisasi.
Reboisasi adalah penanaman kembali. Jadi, caranya kita menanam berbagai jenis pohon agar hutan kembali ditumbuhi pohon-pohon tersebut.
Selain dengan reboisasi, pencegahan agar hutan tidak rusak juga perlu kita upayakan, misalnya bisa dilakukan dengan membuat peraturan yang ketat dalam pemanfaatan hutan, penjagaan hutan oleh polisi hutan, dan memberikan sanksi yang tegas terhadap oknum yang merusak hutan.
Untuk mengembalikan hutan seperti semula, kita harus menjaga agar proses suksesi berjalan tanpa gangguan. Untuk itu, proses suksesi hutan harus dihindarkan dari tangan-tangan jahil manusia yang bisa merusak hutan.
Perlu kita ketahui, proses suksesi sekunder hutan bisa berjalan jika tanahnya belum rusak. Artinya tanah hutan tersebut masih subur dan tidak tandus untuk memungkinkan ditumbuhi berbagai pohon dan tumbuhan. Untuk itu, kita perlu menjaga kualitas agar tanah hutan tersebut tidak rusak.
Penutup
Dahulu jumlah penduduk khususnya di pulau Jawa tidak sepadat sekarang. Waktu penduduknya masih sedikit, kawasan di pulau Jawa masih berupa hutan-hutan. Kawasan hutan menjadi semakin berkurang seiring bertambahnya jumlah manusia. Biar bagaimanapun manusia membutuhkan tempat tinggal dan tempat bekerja sehingga hutan banyak diubah menjadi kawasan pemukiman, perindustrian, maupun perkebunan.
Manusia boleh saja memanfaatkan hutan untuk kebutuhan hidup. Namun, eksploitasi secara berlebihan dan perusakan hutan besar-besaran tidak bisa dibenarkan. Hutan kerap disebut-sebut sebagai paru-paru dunia. Jika tidak ada hutan, bagaimana dunia bernapas?