Globalisasi Bisa Menyebabkan Lunturnya Jati Diri Suatu Bangsa

Postingan kali ini akan menjelaskan tentang globalisasi yang bisa akan menyebabkan lunturnya jati diri suatu bangsa. Globalisasi membuat dunia menjadi tanpa batas. Tanpa adanya batas-batas maka berbagai budaya, bahasa, ideologi bisa dengan mudah masuk ke negara lain. Sebuah budaya bisa menggeser budaya lain sehingga budaya lain tersebut terpinggirkan bahkan punah.
globalisasi
Sumber gambar: pixabay
Sebagai contoh bangsa Indonesia mempunyai jati diri yang berupa identitas bangsa indonesia itu sendiri yaitu terdiri dari beragam suku budaya dan bahasa serta menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Lalu apa jadinya jika budaya dari luar Indonesia masuk ke Indonesia. Tentu itu akan mempengaruhi budaya lokal yang ada di Indonesia. Jika budaya lokal tersingkirkan karena adanya budaya asing yang masuk maka jati diri bangsa Indonesia pun bisa luntur.
Contoh dalam hal musik, musik pop, rock, jazz yang berasal dari luar kemudian masuk ke Indonesia. Musik-musik tersebut sangat digemari dan diminati banyak masyarakat Indonesia terutama generasi muda. Lalu, bagaimana nasib musik asli Indonesia seperti musik gamelan? musik lokal Indonesia jadi tersingkir. Jika tidak ada yang melestarikannya satu orang pun maka musik gamelan bisa punah. Dan punahnya musik gamelan menjadikan bangsa Indonesia kehilangan satu jenis kebudayaan sehingga jati dirinya luntur. Apa jadinya generasi mendatang yang sama sekali tidak tahu kalau ternyata bangsanya memiliki jenis musik tersendiri yaitu musik gamelan karena musik gamelan sudah lama punah.
Contoh dalam hal bahasa, bahasa Inggris yang merupakan bahasa internasional masuk ke Indonesia. Lalu banyak orang Indonesia yang lebih suka bahasa Inggris daripada bahasa daerah. Hal itu bisa menyebabkan penutur bahasa daerah tersebut semakin berkurang atau banyak suku dari daerah tersebut tidak bisa menggunakan bahasanya sendiri. Kemudian bahasa asing atau bahasa inggris juga mempengaruhi penggunaan bahasa Indonesia seperti munculnya bahasa campuran Indonesia Inggris. Tentu hal itu bisa merusak bahasa Indonesia itu sendiri. Akhirnya bahasa daerah dan bahasa nasional pun tergerus bahasa asing.
Penjelasan di atas bukan berarti kita harus menolak budaya dan bahasa asing. Kita boleh-boleh saja mengikuti budaya asing dan menggunakan bahasa asing selagi itu baik. Namun kita harus melihat kondisi, kalau bicara sama  sesama suku kita sebaiknya menggunakan bahasa daerah, kalau sama orang Indonesia kita gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, kecuali kalau ingin memperlancar kemampuan bahasa asing kita boleh menggunakan bahasa asing dengan tujuan latihan. Begitu juga dalam hal buadaya, kita boleh mengikuti budaya asing selagi itu baik tetapi kita juga jangan meninggalkan budaya sendiri. Keanekaragaman budaya dan bahasa di Indonesia perlu kita lestarikan agar jati diri kita sebagai bangsa Indonesia tidak luntur.
Baca Juga:  Di Indonesia, Provinsi Yang Paling Kecil Wilayahnya Adalah DKI Jakarta
Subscribe
Notifikasi

0 Comments
Terlama
Terbaru Paling terpilih
Inline Feedbacks
Lihat semua komentar