Hukum D-M (Diterangkan-Menerangkan) dan Pengecualiannya

Dalam bahasa Indonesia, terdapat kaidah yang disebut hukum D-M (Diterangkan-Menerangkan). Kaidah ini menyatakan bahwa dalam kata majemuk atau kalimat, kata yang diterangkan harus disebutkan terlebih dahulu sebelum kata yang menerangkan.

Contoh dalam Kata Majemuk

Perhatikan contoh berikut:

  • Papan tulis (papan = D, tulis = M). Kata tulis menerangkan kata papan, sehingga maknanya menjadi papan yang digunakan untuk menulis.

Dalam bahasa Inggris, susunan ini berkebalikan. Kata yang menerangkan justru diletakkan di awal, seperti dalam kata blackboard (black menerangkan board).

Contoh dalam Kalimat

Contoh lainnya dalam kalimat sederhana:

  • Budi berdiri (Budi = D, berdiri = M). Kata berdiri menerangkan kata Budi.

Hal ini berbeda dengan bahasa Arab, yang menempatkan kata yang menerangkan lebih dahulu. Misalnya dalam kalimat Qooma Zaidun (Zaid berdiri). Kata qooma (berdiri) menerangkan kata Zaid (nama orang).

Pengecualian Hukum D-M

Meskipun hukum D-M berlaku dalam banyak kasus, terdapat beberapa pengecualian, yaitu:

  1. Kata Bilangan

    • Contoh: seekor kucing (seekor = M, kucing = D).
  2. Preposisi (Kata Depan)

    • Contoh: ke sekolah (ke selalu berada di depan dalam frasa).
  3. Kata Keterangan

    • Contoh: minum lagi dan lagi minum memiliki makna yang berbeda karena susunan katanya berubah.
  4. Kata Majemuk Serapan

    • Contoh: bumiputra, yang mengikuti aturan bahasa asalnya.
  5. Frasa Terbentuk dari Terjemahan Bahasa Asing

    • Contoh: mayor jenderal, perdana menteri. Susunan ini mungkin berasal dari terjemahan yang sudah dibakukan.

Kasus Khusus dalam Hukum D-M

Selain pengecualian di atas, ada juga gabungan kata yang bisa diubah urutannya tanpa mengubah makna, seperti:

  • Malam tadi dan tadi malam

Perbedaan ini bukan sekadar aturan tata bahasa, tetapi juga berkaitan dengan retorika atau gaya bahasa. Kata yang dianggap lebih penting biasanya diletakkan di depan.

Namun, tidak semua frasa bisa mengikuti pola ini. Sebagai contoh, kita tidak bisa menyamakan:

  • Hari ini
  • Ini hari ❌ (kurang tepat)

Dalam kasus ini, hari ini adalah bentuk yang benar dan lebih umum digunakan.

Kesimpulan

Meskipun hukum D-M memiliki pengecualian, memahaminya tetap penting dalam berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.

Seiring waktu, mungkin akan ditemukan pengecualian lain dalam kaidah ini. Namun, banyaknya pengecualian tidak berarti kita boleh mengabaikan aturan dasarnya. Tetaplah mengikuti hukum D-M dalam penulisan agar makna tetap jelas dan tidak rancu.

📌 Ikuti kami di:

Subscribe
Notifikasi

0 Comments
Terlama
Terbaru Paling terpilih
Inline Feedbacks
Lihat semua komentar