Memahami Struktur Dan Ciri Kebahasaan Teks Cerita Sejarah

Memahami Struktur Dan Ciri Kebahasaan Teks Cerita Sejarah Kehidupan di masa sekarang tidak terlepas dari sejarah di masa lalu. Memahami teks sejarah sangat perlu kita lakukan agar kita bisa mengambil hikmah di balik peritiwa-peristiwa sejarah tersebut. Kita bisa mempelajari kejayaan yang pernah ada di masa lalu dan memperbaiki kesalahan-kealahan yang pernah demi untuk kehidupan di masa depan yang lebih baik.

Teks-teks cerita sejarah mempunyai struktur dan ciri kebahasaan yang berbeda dari jenis-jenis teks lain. Untuk mari kita pelajari struktur yang ada di dalam teks sejarah serta ciri kebahasaannya.

Struktur Teks Cerita Sejarah

Teks cerita sejarah diawali dengan pengenalan /orientasi tentang apa yang akan di ceritakan. Setelah itu, dilanjutkan dengan menceritakan peristiwa-peristiwa secara berurutan yang saling berkesinambungan atau mempunyai hubungan kausalitas. Setelah peristiwa-peristiwa tersebut selesai diceritakan, teks sejarah juga bisa ditambahi dengan penutup yang berupa kesimpulan atau penilaian pribadi penulis terhadap peristiwa sejarah yang telah ia ceritakan. Jadi, teks sejarah terdiri dari tiga bagian yang sebutkan secara berurutan yaitu: orientasi/pengenalan, Urutan peristiwa dan penutup/reorientasi.

  1. Orientasi/Pengenalan

Ini adalah bagian pertama dalam teks sejarah. Dalam teks cerita sejarah, tentunya tidak secara langsung menceritakan peristiwa-peristiwanya, akan tetapi diawali dengan pengenalan terlebih dahulu. Misalnya kita akan menceritakan sejarah Kota Pekalongan, dalam bagian pengenalan kita bisa memperkenalkan Kota Pekalongan, di mana lokasinya, apa yang khas dari kota tersebut.

  1. Urutan peristiwa

Ini adalah bagian inti dari struktur teks cerita sejarah. Dalam bagian ini, disampaikan rekaman peristiwa-peristiwa sesuai urutan kronologis. Misalnya: peristiwa 1, peristiwa 2, peristiwa 3, dan seterusnya.

  1. Penutup/reorientasi

Bagian ini berupa kesimpulan atau penilaian pribadi penulis teks sejarah tersebut. Bagian ini tidak harus ada dalam teks sejarah atau sifatnya opsional. Artinya, penulis boleh memberikan penutup/reorientasi dan boleh juga tidak memberikan penutup/reorientasi dalam struktur teks cerita sejarah yang ditulisnya.

Ciri Kebahasaan Teks Cerita Sejarah

Teks cerita sejarah mempunyai bahasa yang khas. Teks sejarah ditandai dengan adanya ciri kebahasaan  sebagai berikut.

  1. Menggunakan pronomina/kata ganti

Dalam teks sejarah tentunya kita sedang menceritakan seseorang, sekelompok orang, atau menceritakan sesuatu. Nah biasanya kita menggunakan kata ganti seperti: dia, ia, beliau, mereka. Apabila kita menceritakan diri kita sendiri atau autobiografi kita juga bisa menggunakan kata ganti aku/saya.

  1. Banyak menggunakan frasa Adverbial

Sejarah tidak terlepas dari yang namanya tempat dan waktu. Tentunya teks sejarah juga menggunakan frasa adverbial atau frasa keterangan untuk menunjukkan kapan dan di mana peristiwa tersebut terjadi. Contoh: di sana, di rumah itu, keesokan harinya, pada waktu itu, pada malam hari, dll.

  1. Banyak menggunakan verba material

Verba material adalah kata kerja berimbuhan yang mengacu pada tindakan secara fisik oleh orang yang melakukannya. Nah dalam teks sejarah, tentunya sang tokoh yang kita ceritakan melakukan tindakan/berbuat sesuatu. Untuk menceritakan tindakannya, si penulis menggunakan verba material seperti berperang, menjelajahi, mengarungi, berjalan, melapor, dll. Artinya tindakan itu berupa perbuatan fisik yang mudah diamati dan tidak berupa tindakan yang sulit diamati sepert: merasa, berpikiran, menduga, menyangka, dll. Sejarah tidak bisa menggunakan kata-kata tersebut karena sejarah harus jujur sesuai fakta, sedangkan kata-kata seperti merasa, berpikiran, menduga dan menyangka tidak bisa dipastikan apakah sang tokoh benar-benar melakukannya atau tidak.

  1. Banyak menggunakan konjungsi temporal

Konjungsi temporal adalah kata penghubung untuk mengurutkan waktu. Teks sejarah harus ditulis secara berurutan sesuai urutan kronologisnya. Untuk menghubungkan peristiwa satu dengan peristiwa lainnya, kita bisa menggunakan konjungsi temporal seperti: sebelumnya, ketika, setelah itu, kemudian, lalu, dll.

  1. Menggunakan konjungsi kausalitas

Konjungsi kausalitas adalah kata penghubung yang menerangkan sebab akibat. Urutan peritiwa dalam teks sejarah juga bisa menggunakan konjungsi kausalitas karena peristiwa-peristiwa tersebut saling berkesinambungan dan mempunyai hubungan sebab akibat. Contoh konjungsi kausalitas: sebab, karena, oleh sebab itu, oleh karena itu. Demikianlah penjelasan mengenai “Memahami Struktur Dan Ciri Kebahasaan Teks Cerita Sejarah”. Sesuai judulnya postingan ini bertujuan agar kalian para pembaca memahami struktur dan ciri kebahasaan teks cerita sejarah. Jadi, sudahkah kalian paham dengan penjelasan di atas?

📌 Ikuti kami di:

Subscribe
Notifikasi

0 Comments
Terlama
Terbaru Paling terpilih
Inline Feedbacks
Lihat semua komentar