Siapa yang tidak tahu Jakarta? Ibu kota Indonesia ini dihuni oleh penduduk dari berbagai penjuru. Banyak di antara mereka berasal dari desa. Perpindahan penduduk dari desa ke kota ini disebut urbanisasi.
Urbanisasi tidak hanya terjadi di Jakarta, tetapi juga di kota-kota besar lainnya seperti Bandung, Surabaya, Makassar, dan Medan.
Jumlah penduduk di kota-kota besar semakin padat. Selain karena faktor kelahiran, arus urbanisasi yang terus meningkat juga menjadi penyebabnya.
Lantas, mengapa urbanisasi semakin meningkat? Ada beberapa faktor yang menjadi pendorongnya.
1. Lebih Banyak Lapangan Pekerjaan di Kota
Dibandingkan desa, kota menawarkan lebih banyak variasi pekerjaan. Di desa, mayoritas pekerjaan berasal dari sektor pertanian dan peternakan. Sementara itu, di kota tersedia pekerjaan di berbagai bidang seperti kesehatan, industri, teknologi, jasa, hiburan, dan lainnya.
Meskipun di desa juga ada dokter, pekerja pabrik, dan pedagang, jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan kota. Inilah yang membuat banyak orang desa pindah ke kota demi mendapatkan pekerjaan impian mereka.
2. Gaji di Kota Lebih Tinggi
Selain lapangan kerja, faktor gaji juga menjadi alasan utama urbanisasi. Gaji di kota-kota besar biasanya lebih tinggi dibandingkan kota kecil dan desa.
Setiap daerah memiliki upah minimum yang berbeda, baik UMK (Upah Minimum Kabupaten/Kota) maupun UMR (Upah Minimum Regional). Semakin besar kotanya, biasanya semakin tinggi pula upahnya.
Namun, biaya hidup di kota juga lebih mahal. Makanan, tempat tinggal, dan transportasi bisa jauh lebih mahal dibandingkan di desa.
Meski begitu, banyak orang desa yang bekerja di kota hanya untuk mengumpulkan uang, lalu kembali ke desa untuk membangun rumah atau membuka usaha. Beberapa juga memilih tetap tinggal di desa, tetapi bekerja di kota dan hanya datang saat hari kerja.
3. Kota Ramai dan Cocok untuk Berjualan
Banyak pendatang di kota yang menjadi pedagang, terutama pedagang kaki lima. Kota yang ramai membuat mereka lebih mudah mendapatkan pembeli.
Selain itu, kota memiliki lokasi strategis. Pinggir jalan raya, misalnya, sering dijadikan tempat berjualan karena mudah diakses oleh banyak orang yang berlalu lalang.
4. Kota Besar Sering Diekspos Media
Kota besar sering dijadikan latar dalam film dan sinetron yang ditonton oleh masyarakat di seluruh Indonesia, termasuk desa. Hal ini membuat kota terlihat menarik dan mendorong orang untuk datang.
Selain itu, kota-kota besar sering disebut dalam berita televisi dan surat kabar. Akibatnya, nama kota itu semakin dikenal dan menarik lebih banyak pendatang.
5. Banyak yang Datang ke Kota untuk Kuliah
Banyak perguruan tinggi berada di kota besar. Hal ini membuat orang dari desa harus pindah ke kota untuk melanjutkan pendidikan.
Jika kampusnya terlalu jauh dari rumah, mereka biasanya ngekos, tinggal di asrama, atau ikut saudara.
6. Fasilitas di Kota Lebih Lengkap
Kota memiliki fasilitas yang lebih lengkap dibandingkan desa. Ada banyak rumah sakit, restoran, mal, stasiun, bandara, hotel, dan berbagai layanan lainnya.
Orang yang tinggal di kota lebih mudah mengakses fasilitas tersebut dibandingkan mereka yang tinggal di desa.
7. Faktor Kepribadian
Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda. Ada yang suka bergaul dan ada yang lebih suka privasi.
Di desa, kebersamaan sangat dijunjung tinggi. Orang-orang sering berkumpul dan berinteraksi. Bagi mereka yang lebih tertutup, hal ini bisa terasa kurang nyaman.
Sebagian orang yang ingin hidup lebih privat memilih pindah ke kota, di mana mereka bisa tinggal di apartemen atau tempat lain yang lebih minim interaksi sosial.
Kesimpulan
Urbanisasi terus meningkat karena berbagai faktor, mulai dari pekerjaan, gaji, hingga fasilitas yang lebih lengkap di kota.
Banyak orang datang ke kota untuk bekerja, berjualan, kuliah, atau sekadar mencari lingkungan yang lebih sesuai dengan kepribadian mereka.
Meski begitu, urbanisasi juga membawa dampak seperti kepadatan penduduk dan meningkatnya biaya hidup di kota.
Bagaimana menurutmu? Apakah kamu lebih memilih tinggal di kota atau desa?