Contoh Majas Tautologi – Tautologi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah majas yang berupa pengulangan gagasan, pernyataan, atau kata secara berlebihan dan tidak perlu. Majas atau gaya Bahasa seperti ini tentunya tidak digunakan dalam karya tulis ilmiah yang kalimat-kalimatnya harus efektif. Majas tautologi biasanya digunakan dalam puisi, syair lagu atau karya sastra lainnya. Meskipun pengulangan dalam majas ini dinilai tidak perlu, tetapi sebenarnya mengandung maksud menegaskan dan tentunya mengandung keindahan.
Setelah membaca pengertian majas tautologi di atas, sekarang mari kita perhatikan contoh-contohnya! Berikut adalah contoh-contoh kalimat yang mengandung majas tautologi beserta penjelasannya.
Rasanya sungguh jenuh, jemu dan bosan.
Pada contoh tersebut terdapat kata jenuh, jemu, dan bosan yang ketiganya memiliki makna yang sama. Sebenarnya menggunakan salah satu dari ketiga kata tersebut sudah cukup tetapi karena untuk mempertegas maka bisa menggunakan majas tautologi yakni menggunakan ketiga kata tersebut sekaligus.
Betapa sakitnya, betapa pedihnya hatiku.
Contoh ini saya ambil dari lirik lagu. Pada contoh tersebut terdapat pengulangan frasa yang memiliki makna yang sama yaitu betapa sakitnya dan betapa pedihnya.
Jangan mengadu domba, jangan memecah belah, itu perbuatan dosa, mari jalin tali ukhuwah.
Contoh ini saya ambil dari lirik lagu Kasidah yang berjudul “Tenggang Rasa” yang dinyanyikan oleh Nasida Ria. Pada contoh tersebut klausa jangan mengadu domba dan klausa jangan memecah belah memiliki gagasan yang sama.
Makanan ini rasanya amat sangat sungguh enak sekali.
Kalimat tersebut terlalu berlebihan. Dalam kalimat tersebut terdapat pengulangan kata yang memiliki makna yang sama yaitu kata amat, sangat, sungguh ,dan sekali.
Aku punya teman, aku punya kawan.
Kata teman dan kata kawan memiliki arti yang serupa. Untuk itu sebenarnya tidak perlu menambahkan klausa aku punya kawan setelah klausa aku punya teman. Karena terjadi pengulangan yang tidak perlu maka kalimat tersebut termasuk majas tautologi.
Saya sedang sakit kepala, rasanya pusing tujuh keliling.
Disebut majas tautologi karena dalam contoh tersebut terdapat kata sakit kepala dan pusing yang memiliki makna yang sama.
Aku tanya sekali lagi, kenapa dan mengapa bisa seperti itu?
Dalam contoh tersebut terdapat pengulangan makna yaitu dalam kata kenapa dan mengapa. Oleh karena itu, kalimat tersebut termasuk majas tautologi.
Saya bukan orang jahat dan bukan pula seorang penjahat, tetapi saya hanya seorang tukang jahit, ya saya seorang penjahit.
Contoh tersebut terdapat pengulangan makna yang sama yaitu pada klausa bukan orang jahat dan bukan pula seorang penjahat; sertapadaklausa saya hanya seorang tukang jahit dan klausaya saya seorang penjahit.
Kebetulan saya bertemu dia, dan kebetulan pula dia bertemu dengan saya.
Dalam kalimat majemuk setara di atas, masing-masing klausa memiliki makna yang sama.
Kamu mau apa lagi, kamu mau yang gimana lagi?
Contoh tersebut saya ambil dari lirik lagu milik band Wali. Sebenarnya maksud kedua klausa tersebut adalah sama. Klausa kedua digunakan untuk menegaskan klausa pertama.
Saya tidak tahu, saya benar-benar tidak tahu.
Dalam contoh itu terdapat pengulangan.
Soal itu terlalu susah dan terlalu sukar dikerjakan.
Susah dan sukar dalam contoh tersebut memiliki makna yang sama.
Aku terima semua itu dengan bersabar dan lapang dada.
Contoh ini saya ambil dari lirik lagu Kasidah. Lapang dada memiliki makna sabar. Dalam contoh tersebut terdapat pengulangan makna yakni pada kata bersabar dan lapang dada. Demikianlah penjelasan tentang pengertian majas tautologi serta contohnya. Semoga bisa bermanfaat.