Tanda kurung siku ([]) bentuknya seperti tanda kurung, tetapi mempunyai sudut siku-siku. Penggunaan tanda kurung siku berbeda dengan penggunaan tanda kurung biasa. Berikut adalah aturan penggunaan tanda kurung siku yang benar sesuai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
- Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan atas kesalahan atau kekurangan di dalam naskah asli yang ditulis orang lain.
Contoh:
Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
Pada contoh tersebut , naskah aslinya adalah “Sang Sapurba menengar bunyi gemerisik.” Yang mana kurang huruf d pada kata menengar maka itu kesalahan tersebut perlu dikoreksi dengan menambahkan huruf d. Huruf d yang ditambahkan harus diapit tanda kurung siku menjadi [d] jika dikoreksi orang lain.
Penggunaan bahasa dalam karya ilmiah harus sesuai [dengan] kaidah bahasa Indonesia.
Pada contoh tersebut , naskah aslinya adalah “Penggunaan bahasa dalam karya ilmiah harus sesuai kaidah bahasa Indonesia.” Kemudian dikoreksi oleh orang lain dengan menambahkan kata dengan. Kata dengan yang ditambahkan harus diapit kurung siku menjadi [dengan] karena dikoreksi orang lain.
Ulang tahun [Proklamasi Kemerdekaan] Republik Indonesia dirayakan secara khidmat.
Pada contoh tersebut , naskah aslinya adalah “Ulang tahun Republik Indonesia dirayakan secara khidmat.” Kemudian dikoreksi oleh orang lain dengan menambahkan kelompok kata Proklamasi Kemerdekaan. Kelompok Kata Proklamasi Kemerdekaan yang ditambahkan harus diapit kurung siku menjadi [Proklamasi Kemerdekaan] karena dikoreksi orang lain.
- Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang terdapat dalam tanda kurung. Artinya jika kita mau menambahkan tanda kurung di dalam tanda kurung maka gunakanlah kurung siku.
Contoh:
Persamaan kedua proses itu (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35─38]) perlu dibentangkan di sini.