Penulisan Ramadhan yang Benar: Ramadhan atau Ramadan?

Ahlan wasahlan yā Ramaḍān

Penulisan Ramadan ternyata tidak selalu seragam. Saat ini, ada beberapa variasi seperti Ramadhan, Ramadan, Romadhon, atau Romadlon. Hal ini mungkin menimbulkan pertanyaan, manakah yang benar?

Sebenarnya, Ramadan berasal dari bahasa Arab dengan penulisan asli رمضان.

Di Indonesia, banyak orang mengalihaksarakan huruf ض menjadi dh, sehingga Ramadan ditulis sebagai Ramadhan. Ada juga yang mengalihaksarakan huruf yang sama menjadi dl, sehingga muncul penulisan Romadlon.

Penulisan Ramadan Menurut Kaidah Penulisan Unsur Serapan

Sebagian orang menulis Ramadhan atau Romadlon karena ingin mengikuti pelafalan dalam bahasa Arab. Mereka menganggap bahwa penulisan Ramadan kurang tepat karena menggunakan huruf d, yang lebih sesuai sebagai padanan huruf د dibandingkan ض.

Namun, penting untuk dipahami bahwa Ramadan telah diadopsi ke dalam bahasa Indonesia. Karena itu, penulisannya harus mengikuti kaidah ejaan yang berlaku di Indonesia.

Menurut Ejaan yang Disempurnakan (EYD), huruf ḍād (ض) diserap menjadi huruf d. Oleh karena itu, penulisan yang benar dalam bahasa Indonesia adalah Ramadan, bukan Ramadhan atau Romadlon.

Penulisan Ramadan Menurut Kaidah Transliterasi

Dalam beberapa kasus, kata Ramadan digunakan dalam rangkaian kalimat bahasa Arab. Misalnya “Marhaban ya Ramadan.” dan “Ahlan wasahlan ya Ramadan.”

Jika berada dalam konteks seperti ini, penulisannya harus mengikuti kaidah transliterasi.

Di masyarakat, transliterasi yang digunakan cukup beragam. Ada yang menulis Ramadhan atau Romadlon dengan mengalihaksarakan huruf ḍād (ض) menjadi dh atau dl.

Namun, alih aksara seperti ini bukan transliterasi resmi.

Untuk transliterasi resmi, kita perlu mengacu pada Pedoman Transliterasi Arab-Latin hasil SKB 2 Menteri No. 158 Tahun 1987 dan No. 0543b/U/1987.

Menurut pedoman tersebut, penulisan yang benar adalah Ramaḍān, sehingga penulisan yang benar untuk dua contoh rangkaian kalimat Arab tadi adalah:

  • Marḥaban yā Ramaḍān.
  • Ahlan wasahlan yā Ramaḍān.

KBBI vs. Transliterasi, Mana yang Benar?

Jika kata sudah dibakukan dalam bahasa Indonesia, maka penulisan yang benar mengikuti KBBI.

Sementara itu, transliterasi Arab-Indonesia hanya digunakan jika:

  1. Kata bahasa Arab belum dibakukan dalam bahasa Indonesia.
  2. Sudah dibakukan, tetapi digunakan dalam rangkaian teks Arab.

Aturan ini tercantum dalam Pedoman Transliterasi Arab-Latin hasil SKB 2 Menteri No. 158 Tahun 1987 dan No. 0543b/U/1987.

Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan di atas, penulisan yang benar dalam bahasa Indonesia adalah “Ramadan”, bukan Ramadhan atau Romadlon.

Namun, jika digunakan dalam rangkaian teks Arab, penulisannya mengikuti transliterasi resmi, yaitu Ramaḍān.

Terakhir, menurut aturan EYD, nama bulan harus diawali dengan huruf kapital. Jadi, penulisan yang benar adalah Ramadan, bukan ramadan.

📌 Ikuti kami di:

Subscribe
Notifikasi

0 Comments
Terlama
Terbaru Paling terpilih
Inline Feedbacks
Lihat semua komentar