Spesialisasi atau penyempitan makna adalah pergeseran makna dari lingkup makna yang lebih luas/umum menjadi makna dengan lingkup yang lebih sempit/khusus. Artinya, suatu kata/istilah dulunya mempunyai suatu makna yang luas dalam penggunaannya tetapi sekarang maknanya lebih sempit dan hanya digunakan untuk suatu hal tertentu. Kebalikan dari spesialisasi/atau penyempitan makna adalah generalisasi atau perluasan makna. Contoh spesialisasi/penyempitan makna misalnya kata bau dulunya digunakan untuk menyebut semua jenis bau-bauan, tetapi sekarang kata bau hanya digunakan untuk menyebut bau tidak sedap; contohnya dalam kalimat “Air di sungai itu keruh dan bau.”.
Harus diperhatikan bahwa istilah spesialisasi yang sedang kita bahas adalah istilah spesialisasi dalam bidang semantik dan bukan bidang lain seperti logika; dalam bidang logika tentunya spesialisasi mempunyai pengertian yang berbeda lagi.
Berikut adalah contoh-contoh kalimat yang mengandung kata/istilah yang mengalami penyempitan makna/spesialisasi beserta penjelasannya.
Seorang sarjana pendidikan seharusnya lebih diprioritaskan menjadi guru daripada sarjana non penddidikan.
Sarjana dulunya memiliki makna yang lebih luas yaitu orang pandai atau cendekiawan tetapi sekarang hanya digunakan untuk menyebut lulusan perguruan tinggi strata 1.
Inem bekerja sebagai pembantu di rumah nyonya Rika.
Kata pembantu dulunya mempunyai makna orang yang membantu, tetapi sekarang kata pembantu memiliki makna pembantu rumah tangga atau babu.
Dia adalah seorang guru di sebuah SMP Negeri di Yogyakarta.
Kata guru dulunya digunakan untuk orang yang mengajarkan sesuatu kepada orang lain, tetapi sekarang kata guru mempunyai makna yang lebih sempit yaitu profesi yang pekerjannya mengajar di sekolah/madrasah.
Anton berangkat ke kampus naik motor.
Motor dulunya memiliki makna semua alat bermesin, tetapi sekarang motor memiliki makna kendaraan beroda dua yang menggunakan mesin. Demikianlah pembahasan kali ini mengenai, “pengertian dan contoh spesialisasi atau penyempitan makna”.